Soal Ukom - Pembahasan dan Kunci Jawaban Terbaru 2020/2021 Edisi 1

Sebelum memulai mempelajari soal-soal ukom alangkah baiknya menenangkan pikiran dan memfokuskan dalam belajar sehingga mempermudah mengingat dan menyerap dalam belajar soal-soal Ukom.



1. Seorang laki-laki berusia 40 tahun di rawt di ruang penykit dalam karena PPOK. Hasil pengkajian pasien tampak sesak, TD 110/70mmHg. Frekuensi nafas 28x/menit, frekuensi nadi 100x/menit, tanpak retraksi dada, dan tampak penggunaan otot nafas tambahan. Hasil pemeriksaan AGD di dapatkan nilai PH 7,30, Paco2 49mmHgm PaO2 85mmHg, HCO3 22 Meq/L saturasi oksigen 97%

Apakah interprestasi hasil AGD pada pasien ?
A. Asidosis metabolik terkompensasi
B. Alkalosis respiratorik
C. Asidosis respiratorik
D. Alkalosis metabolik
E. Asidosis metabolik 

Pembahasan :
Pada kasus di atas untuk melakukan nilai AGD, langkah yang harus di ingat yaitu : Langkah 1 klasifikasi pH, nilai normal pH : 7,35-7,45, dalam soal nilai pH 7,30 ada penurunan menandakan Asidemia. Langkah 2 nilai PaCO2 dengan nilai normal 35-45mmHg, dalam soal PaCO2 49mmHg ada peningkatan menandakan adanya asidosis respiratorik. Langkah 3 nilai HCO3 dengan nilai normal 22026Meq/L, dalam soal HCO3 22Meq/L dalam batas normal, jika menurun menandakan adanya asidosis metabolik, dan apabila meningkat ,enandakan adanya alkalosis metabolik. Langkah 4 tentukan adanya kompensasi dengan melihat kedua komponen yaitu PaCO2 dan HCO2, apabila keduanya normal ( atau hampir normal ) pada arah berlawan maka terdapat kompensasi. Apabila nilai salah satu komponen abnormal, dan komponen lainnya norml maka tidak terdapat kompensasi .

Strategi : 
Jawaban B dan D bukan pilihan Karena pH dibawah 7,35. Nilai PaC)2 pada soal mengalami peningkatan sehingga termasuk dalam asidosis respiratorik 

Jawaban : C

2. Seorang perempuan berusia 30 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Hasil pengkajian : TD 130/80mmHg, nadi 88x/ menit, 24x/menit, hasil x-ray thorax menunjukkan adanya pleuritis dextre. Saat ini perawat sedang melakukan pemeriksaan fisik paru pada tahap auskultasi. 

Apakah hasil pemeriksaan pada kasus tersebut ?
A. Ronchi
B. Vesikuler
C. Wheezing
D. Broncial
E. Friction rub

Pembahasan : 
Pleuritis adalah peradangan pada area pleura. Friction rub terjadi karena adanya gesekan antara lapissan pleura bagian dalam dan luar yang meradang. Friction rub akan terdengar saat proses respirasi dan tidak terdengar saat tidak ada respirasi 

Strategi : 
Vesikuler dan bronchial merupakan suara nafas normal, whezing terjadi karena udara melewati jalan nafas yang menyempit/tersumbat. Ronchi terjadi karena adanya obstruksi atau secret di jalan nafas yang banyak, ronchi biasanya hilang saat di batukkan.

Jawaban : E

3. Seorang perempuan berusia 54 tahun di rawat di ruang penyakit dalam keluhan nyeri dada sejak 2 jam sebelum MRS. Hasil pengkajian pasien mengatakan dadanya terasa panas, skala nyeri 7, akral dingin, lemah, dan cemas. TD 140/80mmHg. Nadi 72x/menit. Nafas 20x/menit. Hasil EKG menunjukkan ST elevasi pada Lead v3 dan v4.

Dimakaha lokasi infark yang di alami pasien tersebut ?
A. Posterior jantung
B. Inferior jantung
C. Anterior jantung
D. Lateral jantung
E. Septal jantung 

Pembahasan : 
Sandapan menunjukkan arah vektor dari gelombang yang muncul, lead v3 dan v4 menunjukkan adanya gelombang terlambat dan putus pada daerah anterior jantung, lead v1 dan v2 pada area septum, lead I,aVL, V5 dan V6 pada area lateral, lead II dan III dan aVF area inferior dan Lead Resiprokal, V1-V3 area posterior

Strategi :
Anterior adalah bagian depan dari jantung pada lead v3 dan v4. Sandapan lead lain bukan merupakan area anterior.

Jawaban : C

4. Seorang perempuan berusia 40 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri perut. Hasil pengkajian skala nyeri 6, tanpak wajah menyeringai, TD 140/90mmHg. Nadi 100x/menit. Nafas 24x/menit, suhu 38

Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut ?
A. Mual
B. Muntah 
C. Bising usus
D. Distensi perut
E. Intake dan output 

Pembahasan :
Peritonitis menghasilkan efek sistemik yang berat, peruahan sirkulasi, perpindahan cairan dan masalah pernafasan serta ketidak seimbangan cairan elektrolit. Respon inflamasi mengalihkan aliran darah ekstra ke bgian usus yang mengalami inflamasi untuk melawan infeksi, airan dan udara tertahan dalam lumen, tekanan dan sekresi caira dalam usus meningkat. Sehingga aktifitas usus mengalami penurunan dan cenderung berhenri. Proses inflamasi sendiri meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen sehingga paru berespon dengan meningkatkan pernafasan.

Strategi :
Aktivitas usus pada peritonitis cederung mengalami penurunan bahkan terhenti. Sehingga hal yang di perhatikan adalah bsising usus

Jawaban : C

5. Seorang laki-laki berusia 40 tahun diraway di ruang penyakit dalam dengan diagnosis suspec apendisitis. Hasil pengkajian , pasien mengeluh nyeri perut sebelah kanan bawah, skala nyeri 7, mual, muntah, setta tidak nafsu makan, TD 130/8-mmHg, Nadi 92x/menit. Nafas 26x/menit

Apakah pengkajian lanjutan pada kasus terhadap pasien tersebut ?
A. Auskultasi bising usus
B. Observasi saturasi nutrisi
C. Pemeriksaan laboratorium
D. Observasi tanda tanda dehidrasi
E. Palpasi pada titik mc. burney

Pembahasan :
Nyeri dan sakit perut apendisitis terjafi karena hiperperistaltik untuk mengatasi obstruksi pada apendik. Nyeri viseral akan mengaktifkan nervus vagus sehingga mengakibatkan muntah. Pada palpasi di dapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan bawah atau titik mc. Burney dan merupakan tanda kunci diagnosis.

Strategi :
Nyeri tekan pada titik mc burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis apendik

Jawaban : E

6. Seorang perempuan berumur 30 tahun dirawat di ruang neorologi dengan keluhan penurunan kesadaran. Hasil pemeriksaan saat di beri rangsangan nyeri kedua tangan tanpak fleksi abnormal, membuka mata dan suara menggerang, pupil anisokor kanan, reflek cahaya lambat, TD 160/90mmHg. Nadi 92x/menit. Nafas 20x/menit suhu 36,8 

Berapakah hasil GCS pada kasus tersebut ?
A. 5
B. B
C. 7
D. 8
E. 9

Pembahasan :
Gangguan neurologi pada kasus stroke, cedera kepala dan meningitis terjadi karena adanya kerusakan jaringan otak, kerusakan jaringan otak atau edema jaringan otak  atau munculnya tekakan intra kranial. Salah satu tanda yang paling mudah dilihat pada mekanisme ini adalah penurunan kesadaran. Semakin rendah nilai GCS menunjukkan semakin berat kerusakan atau edema atau tekanan intra klranial

Strategi : 
Nilai GCS didapat dari pemeriksaan fisik dengan memberikan rangsangan. Rangsangan yang diberikan adalah rangsangan nyeri. Kasus menunjukkan respon motorik fleksi abnormal, membuka mata dan suara mengerang saat di berikan rangsangan nyeri. (3-2-2). Jadi nilai GCS 7 

Jawaban : C 

7. Seorang perempuan berusia 40 tahun di rawat di ruang bedah saraf dengan pasca craniotomi, hasil pengkajian, pasien tampak hemiparase kanan, lemah dan tidak mampu menggerakkan tubuhnya, reflek fisiologi melambat. Saat dilakukan pemeriksaan otot ektermitas kanan didapat hasil tidak mampu mengangkat lengan dan kaki namun masih bisa menggerakkannya.

Berapakah nilai kekuatan otot pada pasien tersebut ? 
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Pembahasan :
Penurunan kekuatan otot merupakan gejala neorologis yang umum terjadi pada kasus neoroli yang umu terjadi pada kasus stroke, meninhitis dan cedara kepala. Ada mekanisme ganguan sntral pada pusat motorik otot sehingga kurang mampu mengkoordinasi gerakan ekstermitas. Kelemahan otot ditentukan dengan skala kekuatan otot yakni : 0 : tidak ada tonus, 1 : terdapat tonus tapi tidak ada gerakan, 2 : terdapat pergerakan sendi tapi tidak bisa nahan gravitais, 3 : dapat melawan gravitasi tapi tidak dapat menahan tahanan, 4 :  pergerakan dapat menahan tahan ringan-sedang, 5 : kekuatan otot normal 

Strategi : 
Kasus di atas adalah  Saat dilakukan pemeriksaan otot ektermitas kanan didapat hasil tidak mampu mengangkat lengan dan kaki namun masih bisa menggerakkannya. 

Jawaban : B

8. Seorang laki-laki berusia 56 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan keluhan sakit kepala. Hasil pengkajian di dapat pengihatan kabur, kelemahan kaki, dan tangan pada sisi kanan serta bicara tidak jelas untuk memastikan perawat akan melakukan pengkajian pada nervus kranial XII.

Apakah yang harus diperintahkan dalm pengkajian tersebut ?
A. Minta pasien mengucapkan suara A
B. Meletakkan garam di lidah bagian depan 
C. Meletakkan gula pada lidah bagian belakang
D. Minta pasien untuk memocongkan mulutnya
E. Minta pasien menggerakkan lidah kesuatau sisi dan ke sisi lainnya 

Pembahasan : 
Defisit neorologi terjadi akibat dari kerusakan jaringan otak ada tekanannya jaringan otak. Tanda dan gejala yang muncul sangat dipengaruhi juga oleh berat ringannya kesrusakan jaringan otak. Kesrusakan jaringan otak pada bagian mid brain dan batang otak atau adanya peningkatan tekanan intrakranial berdampak terhadap fungsi XII saraf kranial. Tanda yang muncul memberikan bukti adanya kerusakan saraf bersangkutan seperti mencul gangguan daraf XII dibuktikan dengan hilangnya fungsi menggerakkan lidah.

Strategi :
Kerusakan pada saraf XII adalah gangguan pada menggerakkan lidah 

Jawaban : E

9. Seorang perempuan umur 25 tahun dirawat di ruang bedah dengan fraktur tibia 1/3 proksimal tertutup 12 jam yang lalu. Perawat melakukan pengkajan neorovaskular untuk mengidentifikasi adanya syndrome kompartemen 

Apakah data fokus pada kasus tersebut ?
A. Eritema pada are fraktur
B. Adema pada area fraktur
C. Perubahan warna kulit dari pucat ke sianosis
D. Nyeri progresif tidak hilang-hilang dengan analgetik
E. Daerah disekitar lokasi fraktur terasa lebih hangat.

Pembahasan :
Compartemen syndrome adalah suatu kondisi peningkatan tekanan intracompatermental. Peningkatan tekanan pada compartemental depat menghampay aliran darah dan saraf dan aliran perfusi darah kebagian distal terhambat bila dibiarkan akan terjadi proses iskemik dan nekrosis hal tersebut dapat menimbulkan nyeri yang hebat dan cepat.

Strategi :
Eritema, edema, pucat dan hangat pada sekita fraktur bukan tanda compartemen syndrome

Jawaban : D

10. Seorang perempuan berusia 45 tahun di rawat diruangn penyakit dalam dengan CKD hasil pegakajian : edema di ekstermitas bawah intake cairan 1000cc/24jam, urine output 100cc/24jam, TD 150/90mmHg. Nadi 90x/meit, nafas 28x/menit. Suhu 37 pasien direncanakan hemodialisa. 

Apakah pengkajian selanjutnya pada pasien tersebut ?
A. Kaji adanya bunyi nafas tambahan
B. Kaji adanya kenaikan berat badan
C. Kaji ureum dan kreatinin
D. Kaji kadar hemoglobin
E. Kaji kecemasan 

Pembahasan :
Salah satu manifistasi klinis pasien CKD adalah ketidak seimbangan elektrolit asam basa. Adanya gangguan ekskresi natrium, akan terjadi retensi natrium yang dapat meningkatkan cairan. Retensi natrium dapat menyebabkan terjadinya edema. Pada pasien CKD yang mengalami kondisi kelebihan cairan dalam tubuh, pengkajian yang dapat di lakukan adalah pengukuran derajad edema, kenaikan berat badan, dan lingkar perut. Berat badan menjadi indikator peningkatan kelebihan cairan dalam tubuh 

Strategi : 
Fokus masalah keperawatan pada kasus di atas adalah keseimbangan cairan. Data pengkajian yang merupakan kunci adalah edema ekstremitas bawah, intake cairan dan urin output 

Jawaban : A 


Posting Komentar untuk "Soal Ukom - Pembahasan dan Kunci Jawaban Terbaru 2020/2021 Edisi 1"